Konflik
Palestina – Perang Agama atau Perang di Jalan Allah?
Ada benarnya kalau ada yang mengatakan
bahwa perang antara Israel dan Palestina bukan merupakan perang agama Yahudi
dan Islam. Sesungguhnya hakikat permusuhan dan peperangan kita terhadap Zionis
Israel bukan karena mereka bangsa Semit. Permusuhan itu bukan pula karena agama
“Yahudi” mereka (Israel). Karena agama Yahudi adalah termasuk agama samawi yang
telah dibawa oleh Rasul Allah Musa Alaihissalaam.
Pada
hakikatnya motif pertikaian dan permusuhan kita dengan Zionis Israel, yaitu
karena mereka (Israel) telah mengobarkan api peperangan di mana-mana, merampas
tanah warga Palestina, merampas kehormatannya dan membantai penduduk tak
berdosa secara keji dan biadab. Peperangan yang dilakoni oleh kaum Muslimin
terhadap Zionis itu adalah demi kebenaran, menegakkan keadilan, dan melenyapkan
kezhaliman. Membebaskan tanah Palestina dan negeri-negeri Islam dari cengkraman
Zionis Israel dan menyelamatkan warganya dari kehancuran, adalah termasuk
perang fisabilillah yaitu perang di jalan Allah.
Jadi kalau ada yang keberatan dengan istilah
perang agama yang sedang terjadi di negara-negara Islam seperti Palestina,
Iraq, Afghanistan, Chenya, Khasmir, dsb, maka gunakan saja istilah perang di
jalan Allah. Habis perkara.
Bagi yang
mengatakan bahwa perang antara Israel dan Palestina hanya sekedar perang
perebutan tanah, maka sesungguhnya mereka tidak tahu apa-apa asal-usul perang
ini. Mereka hanya baca dari media-media massa barat. Mereka tidak mau
mengimbangi dengan membaca dari sisi pandang agama Islam. Mereka belum memahami
“the big picture” mengenai isu Palestina.
Zionis Kristen
Siapakah Zionis Kristen? Bukankah Zionis
itu sinonim dengan Yahudi? Zionis Kristen merupakan golongan yang
bertanggungjawab menyebabkan kemunculan gerakan Zionis dan negara ilegal
Israel. Zionis Kristen adalah nama yang diberikan kepada sekolompok Kristen
Protestan yang mempunyai misi mereka tersendiri.
Di AS,
golongan Avengalist merupakan tonggak golongan Zionis Kristen ini. Golongan ini
mempunyai satu pegangan yang akan mereka usahakan sekuat tenaga supaya berhasil.
Pegangan atau aqidah tersebut adalah mengenai “Kedatangan kembali Jesus (Nabi
Isa a.s.)” ke muka bumi untuk membawa The Happy Milleneum (Seribu
tahun yang gembira). Golongan Zionis Kristen percaya kedatangan kembali Jesus
memerlkan beberapa syarat. Tanpa syarat-syarat tersebut, Jesus tidak mungkin
muncul untuk membawa seribu tahun gembira yang dinanti-nantikan.
Syarat
yang pertama adalah “kepulangan kaum Yahudi” ke bumi Palestina. Bagi golongan ini, Jesus
hanya akan muncul di Palestina jika kaum Yahudi tinggal di sana seperti
kemunculannya buat pertama kalinya.
Syarat
yang kedua adalah kaum Yahudi yang tinggal di sana harus mengkondisikan Palestina
seperti awal kemunculan Jesus dulunya. Mereka harus berkuasa di bumi tersebut
dengan membangun “Haychal” (kuil) di tempat dimana hari ini terdapat Masjid
al-Aqsa.
Syarat
yang ketiga adalah harus terjadi peperangan besar antara kaum Yahudi dengan bangsa
Arab. Peperangan yang akan mengorbankan banyak nyawa ini disebut dengan perang
Armagedon. Setelah peperangan yang besar ini, maka pada saat itulah Jesus akan
muncul dengan membawa The
Happy Millenium.
Penghijrahan Yahudi
Hijrahnya kaum Yahudi ke bumi Palestina
merupakan hasil usaha Zionis Kristen yang berdomisili di Inggris Raya (Great
Britain). Sir Arthur Belfour dan juga pegawai-pegawai kerajaan Inggris pada
waktu itu kebanyakan penganut Zionis Kristen. Setelah kekuasaan dunia beralih
ke AS, golongan Zionis Kristen beralih ke sana untuk menjayakan agenda mereka.
Hasil usaha mereka adalah berdirinya negara ilegal “Israel”.
Dengan berdirinya “Israel”, kegilaan
Zionis Kristen semakin menjadi-jadi dan semakin diikuti oleh kebanyakan
penganut Avangelist. Kepercayaan mereka akan kembalinya Jesus semakin menebal.
Peperangan 1967 yang menyaksikan kemenangan rejim Zionis, membuat golongan ini
semakin kuat di AS.
Hasilnya, bantuan kepada proyek rezim
Zionis dalam bentuk dana, politik, media, moral dan juga kemanusiaan turut
bertambah. Berdasarkan latar belakang inilah kita tidak merasa heran dengan
kebijakan AS terhadap perang yang dilancarkan oleh rezim Zionis atas rakyat
Palestina.
Pendeta John C Hagee salah seorang
pemimpin Zionis Kristen mengatakan perang tersebut adalah peperangan suci yang
telah dijanjikan oleh Tuhan. Semua dukungan terhadap kekerasan kaum Zionis menurutnya
adalah merupakan sebuah akhlak yang murni dan juga kerja amal yang dipuji oleh
Bible.
AS bukan hanya sekedar mendukung
tindakan kekerasan rejim Zionis, maka mereka terlihat begitu bernafsu untuk
melibatkan Syria dan Iran dalam peperangan yang lebih besar. Kaum Zionis
menginginkan supaya Armageddon segera terjadi sehingga Jesus akan segera
muncul. Akan berhasilkah rencana mereka?
Tentangan Dari Yahudi Ultra Ortodoks
Sebenarnya gerakan Zionis ini bukan
tidak ada yang menentang dari kaum Yahudi sendiri. Penentangan itu datang dari
kaum Yahudi Ultra Ortodoks. Mereka tidak sehaluan dengan agenda politik gerakan
ini. Mereka percaya bahwa kembali ke Zion (Tanah yang dijanjikan) harus
merupakan takdir Tuhan, bukan kehendak duniawi. Sementara menurut agama mereka
sendiri, kaum Yahudi adalah kaum yang terusir dan tidak memiliki negara.
Penentangan juga datang dari Fraksi Yahudi di Amerika pimpinan Jacob H. Schiff,
Louis Marshall, serta Mayer Sulzberger.
Ukhuwah Islamiah
Sebagai umat Islam, kita tidak boleh
berdiam diri terhadap perkembangan di Palestina. Rasulullah bersabda:
Barang siapa yang bangun pagi dan tidak
peduli dengan masalah yang menimpa umat Islam, maka dia tidak termasuk sebagian
dari umat Islam.
Allah SWT juga berfirman:
Dan orang-orang yang beriman, laki-laki
dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka
menyuruh kepada yang makruf dan mencegah kemungkaran, mendirikan sholat,
menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. (Surah At-Taubah
9: 71).
Dalam sebuah hadis Rasulullah s.a.w.
juga mengibaratkan umat Islam seperti penumpang yang bersama-sama berlayar ke
tengah lautan. Di dalam kapal itu ada satu penumpang yang bermaksud melubangi
kapalnya untuk mengambil air. Jika seluruh penumpang membiarkan orang itu
melubangi kapal, maka binasalah dia dan seluruh penumpang.
Hanya
orang-orang beriman yang dapat menjalin ukhuwah Islamiah, sebab ukhuwah
Islamiah adalah manifestasi dari iman.
Ukuhuwah Islamiah memerlukan pengorbanan, lebih mementingkan saudaranya sesama
mukmin dibandingkan dirinya sendiri. Ukhuwah Islamiah adalah persaudaraan
tertinggi antara sesama Muslim. Nilai persaudaraan ini lebih tinggi dari
persaudaraan yang didirikan di atas landasan kesukuan, kebangsaan atau hubungan
darah sekalipun.
Masalahnya sekarang ini persaudaraan
Islam ini sudah ditinggalkan oleh umat Islam yang kini terkoyak-koyak dan
terpecah-belah dalam berbagai nasionalisme yang sempit. Orang Mesir melihat
Palestina sebagai masalah sebuah negara, bukannya persoalan darah daging umat.
Mubarak takut militansi HAMAS awalnya didirikan oleh kelompok Ikhwanul Muslimin
(IM) Palestina akan mempengaruhi gerakan IM di Mesir sehingga menggugat
kedudukan politiknya. Begitu juga dengan negara-negara Timur-Tengan lainnya.
Kebanyakan mereka menahan diri supaya tidak terlibat dengan peperangan itu.
Mereka takut impaknya terhadap ekonomi negara mereka dan tekanan politik dari
negara-negara Barat.
Bagaimana Dengan Pemerintah Indonesia?
Pemerintah
Indonesia menganggap Indonesia tidak sedang berperang dengan Isael jadi tidak
tidak perlu membantu Palestina dari segi militer. Pemerintah Indonesia cuma
ingin menjadi tentara penjaga perdamaian di Palestina atas suruhan PBB yang
dikuasai oleh AS yang notabene dikuasai oleh Zionis Kristen. Kebijakan tersebut
didasarkan pada anggapan bahwa konflik Palestina hanyalah konflik perebutan
wilayah. Komentar berikut ini dikutip dari arrahmah.com.
Selain SBY, banyak
pengamat di Indonesia yang menyimpangkan konflik Palestina dan Israel hanyalah
konflik politik dan perebutan wilayah. Siapapun yang menganggap penjajahan
Israel atas bangsa Palestina tidak berkaitan dengan agama, berarti telah
memosisikan diri sebagai propagandis zionis Israel, dan bersikap anti Islam,”
lanjutnya.
Pernyataan
demikian merupakan bagian dari dukungan publik internasional yang diinginkan
Israel. “Presiden SBY hendaknya menghentikan
propaganda zionisme seperti ini,” ungkap Irfan.
“Palestina adalah
tanah umat Islam, bukan tanah bangsa monyet Yahudi, apalagi zionis Israel. Di
Palestina terdapat tempat suci ummat Islam, yang merupakan tujuan dari Isra’
mi’raj Nabi Muhammad Saw, yaitu Masjid Al-Aqsha. Mempertahankan eksistensi
Masjid Al-Aqsha sama berharganya dengan mempertahankan dan membela Masjidil
Haram di Makkah,” ujarnya dengan penuh semangat.
Menanggapi sikap sebagian orang di
Indonesia yang menolak merekomendasikan jihad sebagai solusi di Palestina saat
ini, Irfan menjawab, “bila Yahudi memerangi bangsa Palestina dan menguasai
Masjidil Aqsha, jelas merupakan penjajahan agama dan wilayah sekaligus.
Melindungi tempat suci umat Islam merupakan kewajiban setiap Muslim. Maka, bila
terdapat ummat Islam yang siap berjihad ke Palestina, pemerintah atau tokoh
Islam tidak berhak melarangnya. Jika seseorang menjadi pengecut, janganlah
mengajak orang lain untuk jadi pengecut seperti dirinya